Polbat PUSMANU



Politeknik Pusmanu Siap Jadi Pusat Referensi Perbatikan

BATIK bagi masyarakat Pekalongan bukan sekedar kerajinan yang bernilai seni tinggi. Sebab, batik telah lama menjadi penopang ekonomi masyarakat di Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah ini. Tak heran jika banyak orang yang mengatakan kalau roh masyarakat Pekalongan adalah batik.
Meski batik Pekalongan telah dikenal di seluruh nusantara bahkan dunia, namun sulit sekali menemukan literatur atau referensi tentang sejarah batik khususnya batik Pekalongan.
Politeknik Batik (Polbat) Pusmanu Pekalongan, sebagai politeknik di bidang batik pertama di Jateng bahkan di Indonesia mulai tahun ini siap menjadi pusat referensi perbatikan. ''Mudah-mudahan tahun depan proses riset dan penyusunan referensi tentang perbatikan sudah selesai dan kita siap menjadi pusat referensi batik khususnya Batik Pekalongan,'' ujar Direktur Polbat Pusmanu Ahmad Subagyo SE MM.
Menurut dia, berbagai persiapan untuk menjadi pusat referensi sudah dilakukan, di antaranya dengan melakukan penelusuran dan kunjungan ke berbagai pusat batik seperti Solo, dan Yogyakarta. Selain itu berbagai instrumen untuk melakukan dokumentasi kata dia juga sudah disiapkan. ''Kita harapkan penelusuran soal historis, desain, motif dan market batik bisa secepatnya disusun. Hingga bisa mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan literatur tentang batik,'' tandasnya.
Pendirian pusat referensi batik tersebut katanya sangat penting khususnya bagi masyarakat lokal, agar mempunyai bekal dalam persaingan global. Sebab, dalam menghadapi persaingan global dan pemberlakuan AFTA (Asean free Trade Area), industri batik sebagai salah satu komoditi unggulan di Indonesia saat ini menghadapi ancaman akibat ketidaksiapan SDM dalam mengembangkan atau melestarikan kerajinan yang diyakini berumur jauh lebih tua dari usia negeri ini.
Laboratorium
Dalam usahanya melestarikan batik, Polbat yang dikelola Al-Utsmani Foundation dan telah mengantongi izin dari Menteri Pendidikan Nasional dengan Nomor 202/D/0/2002 itu kata Subagyo, akan memberlakukan kurikulum berbasis kompetensi dan salabi bersistem terminasi dan akhlakulkarimah.
Adapun program studi yang dijadikan unggulan tambah dia, adalah teknologi tekstil batik. Mahasiswa bisa tuntas mempelajari pembatikan dari mulai pengetahuan teori tentang motif batik, hingga proses produksi bahkan pemasaran. ''Seluruh proses dari A-Z tentang produksi batik semuanya dapat dipelajari disini,'' paparnya.
Selain itu, juga dilengkapi dengan program studi lain seperti Teknologi Informatika Komputer, Program Studi Teknologi Infomatika Komputer, Manajemen Bisnis Internasional, Administrasi Bisnis serta Akutansi.
Sedangkan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif, Polbat telah melengkapi sarana praktik dan laboratorium khusus sesuai dengan jurusannya dari mulai laboratorium komputer, Multimedia, perpustakaan, laboratorium batik, laboratorium pabrikasi, hingga bank mini.
Sementara untuk menjaga kelayakan kurikulum, Polbat telah menggandeng Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah menandatangani kesepakatan untuk bekerja sama dalam mengembangkan kurikulum pengajaran.
Komitmen untuk mengembangkan Polbat sebagai pusat referensi batik juga ditegaskan HM Arifin Oesman, Pimpinan Al Utsmani Foundation. Menurut dia, pihak yayasan akan berusaha menjaga komitmen tersebut. ''Kita akan berusaha agar Polbat tidak munafik kepada masyarakat. Karena kita sudah memberikan nama politeknik Batik maka kita akan berusaha memberikan pengetahuan tentang batik kepada masyarakat,'' ujarnya.
Komitmen itu tutur dia, adalah demi menjaga kelestarian batik sebagai roh masyarakat Pekalongan bahkan Indonesia. ''Maka kita berharap semua lulusan Polbat bisa menjadi ahli batik meski bukan dari keluarga juragan batik,'' tegasnya.
Gedung Baru
Demi meningkatkan pengajarannya, Polbat juga menambah fasilitas gedung baru yaitu di Gedung eks Kantor DPRD Kabupaten Pekalongan di Jalan Jenderal Soedirman 29 Pekalongan. ''Untuk lebih mengembangkan kemampuan mahasiswa dan mengefektifkan pengajaran, tahun ajaran ini Pobat akan mempunyaui dua kampus, pertama kampus lama di Jalan Jenderal Soedirman 120 dan satunya di Gedung eks Kantor DPRD,'' papar Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaaan Larto SE.
Selain untuk ruang kuliah, gedung baru tersebut nantinya akan digunakan sebagai pusat administrasi, laboratorium dan pusat kegiataan mahasiswa. ''Ruangan baru bagi pusat kegiatan mahasiswa itu kita harapkan dapat menampung kreatifitas dan keterampilan mahasiswa,'' tegasnya. (Muhammad Burhan-20)






POLITEKNIK PUSMANU TANAM 66 JENIS POHON WARNA ALAM


Politeknin Pusmanu Pekalongan mengadakan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, untuk penghijauan di wilayah Batang.

"Ada 11 lokasi yang bakal ditanami 66 jenis pohon yang bakal dimanfaatkan untuk bahan warna alam," ujar Direktur Politeknik Pusmanu, Sony Hikmalul MSi, hari Sabtu (12/3).

Menurutnya, penanaman kali pertama dilakukan di Tempat Wisata Kebakkramat dari 11 lokasi yang bakal ditanami.

Terkait dengan penanaman untuk pewarna alam batik, Sony menambahkan, kampusnya juga akan diberikan lahan oleh Dinas Kehutanan Jateng.

"Untuk penanaman pohon pewarna alam ini, saya akan diberikan lahan hutan di Batang. Ini sangat menguntungkan, karena ke depan, bahan pewarna alam ini akan dibutuhkan masyarakat untuk pengembangan batik warna alam," tegasnya.

Kerjasama dilakukan setelah kampusnya mengadakan Jambore Warna Alam Nusantara yang dilakukan tahun lalu dengan melibatkan perajin batik warna alam se-Jateng.

Dalam kegiatan itu, selain workshop, juga dilakukan seminar terkait pengembangan batik warna alam. Akhirnya, Dinas Kehutanan Provinsi Jateng tertarik dan akan memberikan lahan pada Politeknik Pusmanu untuk menanam pohon langka yang dibutuhkan perajin batik.

JUMLAH MAHASISWA BARU POLITEKNIK PUSMANU MENGALAMI KENAIKAN




PEKALONGAN. - Jumlah mahasiswa baru yang diterima di Politeknik Pusmanu Kota Pekalongan tahun 2008/2009 naik dua kali lipat dibanding tahun ajaran sebelumnya.


’’Tahun ini, kami berhasil mendapatkan mahasiswa baru 80 orang. Padahal, tahun lalu hanya sekitar separo,’’kata Direktur Politeknik Pusmanu, Pekalongan, Sony Hikmalul MSi.

Hal itu ditegaskan usai kuliah umum yang diikuti 120 mahasiswa Politeknik Pusmanu dengan menghadirkan nara sumber tunggal Bambang Purnomosidi, Konsultan Senior GTZ Pro LH Jerman.

Sony menjelaskan, 80 mahasiswa baru itu terdiri atas tiga jurusan yakni Administrasi Perkantoran, Akuntansi, dan Teknik Batik. ’’Paling banyak mahasiswa baru itu dari Administrasi Perkantoran,’’ tuturnya.
Menurut dia, jurusan Administrasi Perkantoran itu banyak diminati para pegawai tata usaha di berbagai kantor, mengingat sekarang itu pegawai dituntut memiliki pengetahuan perkantoran. Karena itu, mahasiswanya sebagian besar dari pegawai.

Selain itu, kata dia, Pusmanu juga memiliki jurusan Teknik Batik yang menjadi daya tarik masyarakat.

Jurusan ini cocok untuk masyarakat Pekalongan, yang sekarang ini berhasil mengembangkan usaha batik hingga dikenal mancanegara.

Menurut dia, peningkatan mahasiswa itu, sebagai bukti bahwa Politeknik sudah mulai diterima di masyarakat.

’’Itu tentunya, tidak akan lepas dari mutu pendidikan di kampus yang terus meningkat,’’ katanya.

Kerja Sama GTZ

Dia mengakui, kemajuan Politeknik itu terjadi setelah kampus melakukan peningkatan saran dan prasarana serta bekerja sama dengan GTZ Jerman dalam mengembangkan mata kuliah Eko-efisiensi. Mata kuliah itu akan diberikan pada semua jurusan dalam menambah pengetahuan bagi seluruh mahasiswa.

Kerja sama itu, diakui, tidak gampang. Dari beberapa PT di Indonesia, hanya tiga perguruan tinggi yang diajak kerjasama berkaitan dengan eko-efisiensi itu.

Dalam kuliah perdana, Bambang Purnomosidi memberikan materi kepada mahasiswa berupa dorongan untuk tidak berhenti belajar dalam mengembangkan wawasan diri. ’’Jangan ada istilah harus berhenti belajar, tetapi kita harus belajar terus,’’ katanya.(A15-61)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar