Selasa, 10 Juni 2014

KIAT MEMILIH PEMIMPIN

(oleh: m afnan chafidh)
Trims atas jasa Anda menyebarkan, fn


KIAT MEMILIH PEMIMPIN
} Kalimat ABU BAKAR menunjuk UMAR {

Prasasti suksesi kekhalifahan 
Dalam keadaan sakit yang mengantarkan kewafatan, Abu Bakar alShiddiq radhiyallahu ‘anhu, yang sedang menjabat sebagai Khalifah pertama, menunjuk Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu sebagai Putra Mahkota (untuk menggantikan beliau). Penunjukan ini digelar di tengah sejumlah shahabat besar yang diundang untuk hal suksesi kekhalifahan. Demikian untuk menjadi periksa yang, ternyata mereka dalam forum ini menyambut positip (responsip) dan tidak ada seorang shahabat yang tidak berkenan.

Serampung diterima dengan baik oleh para shahabat maka beliau meminta kepada Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu untuk menulis pernyataan yang didiktekan.

Kalimat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu yang ditulis oleh Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu ini sebagai percontohan CARA MEMILIH PEMIMPIN yang akan mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalimat beliau itu sbb :


.. إنى استعملت عليكم عمر بن الخطاب ولم آلكم خيرا، فإن صبر وعدل فذلك علمى به ورأيى فيه ، وإن جار وبدل فلا علم لى بالغيب ، والخير أردت ، لكل امرئ ما اكتسب {وسيعلم الذين ظلموا أي منقلب ينقلبون ÷ الشعراء 227}

“.. Sungguh aku memposisikan Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu sebagai pejabat (baca : Khalifah kedua Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam) untuk kalian. Aku tidak bersikap gegabah kepada kalian. Bila ia berkepribadian sabar (tangguh, tahan-uji, tidak peduli terhadap perlawanan) dan ‘adil (proporsional, menegakkan supremasi hukum) maka demikian ini pengetahuanku dan pendapatku tentang dirinya. Dan bila ia di kemudian hari menyimpang dan berubah (sikap dan kepribadian) maka aku tidak mengetahui perkara ghaib (waktu yang akan datang; wallaahu a’lam), dimana kebaikan-lah yang aku harapkan. Setiap orang akan mendapatkan (hasil atau akibat dari) sesuatu yang diperbuatnya. DAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT DHALIM AKAN MENGETAHUI TEMPAT KEMBALI BAGI MEREKA (QS. 26/alSyu’ara 227).”


Sikap prilaku sabar   dan ‘adil  berkonotasi sudah teruji dan terbukti, pula di sana terkandung makna berkualitas, berkapasitas, berkapabelitas, berkredibelitas dan, berani menegakkan kebenaran di tengah lawan.

Dialog Abu Bakar vs Umar (alQawiyyul Amien)
Sesudah diuji sharing di tengah sejumlah shahabat tersebut Abu Bakar, yang sedang sakit ini, mengundang Umar untuk diajak bicara, sementara Abu Bakar sudah memiliki ketetapan hati menunjuk tangan-kanan-nya ini untuk menggantikannya.

Mendengar keinginan sang khalifah mengangkat dirinya sebagai penggantinya apabila mangkat, Umar radhiyallahu ‘anhu pun mula-mula menolak dengan tegas. Berbagai alasan keberatan dikemukakan dengan tidak lupa memberi alternatif-alternatif. Umar antara lain beralasan masih banyak orang baik dan amanah selain dirinya. Tapi, sang khalifah bersikukuh, “Melihat kondisi rakyat sekarang, pemimpin yang dapat dipercaya saja tidak cukup. Saya ingin tokoh yang akan memimpin setelah saya adalah orang yang dapat dipercaya dan kuat, alQawiyyul Amien”.

Bila yang dikehendaki adalah pemimpin yang kuat dan dapat dipercaya, maka siapakah di zaman itu yang dapat menandingi alFaruq Umar ibn alKhaththab radhiyallahu ‘anhu  ? Namun, Umar radhiyallahu ‘anhu  masih tetap berusaha menolak keinginan khalifah yang sangat dihormatinya itu, bahkan hingga menangis. Sampai kemudian alShiddiq berkata penuh kearifan, 

“Wahai Umar, dalam urusan kekuasaan ini ada dua orang yang celaka; pertama, orang yang berambisi menjadi penguasa, padahal dia tahu bahwa ada orang lain yang lebih pantas dan lebih mampu daripada dirinya. Kedua, orang yang menolak ketika diminta dan dipilih, padahal dia tahu dirinya-lah yang paling pantas dan paling mampu; dia menolak semata-mata karena lari dari tanggungjawab dan enggan berkhidmah kepada umat”. 

“Wahai Abu Bakar, demi persahabatan dan kecintaanku kepadamu, jauhkanlah aku dari beban hisab di hari kiamat kelak !”.

“Kau lupa, Umar, imam yang adil kelak akan dipayungi Allah di hari tiada payung kecuali payungNya”.

Umar semakin keras menangis, “Imam yang adil ya; tapi aku ?”
“Kau juga. Kau juga, Umar !”.

“Besok di hari kiamat, kau tidak bisa menolongku apa-apa, Abu Bakar, bila Allah berkehendak menghukumku”.

“Wahai Umar putra Khathab, bukankah kau tahu ayat yang longgar turun selalu dibarengi dengan ayat yang keras, dan sebaliknya, agar orang mukmin selalu dalam harap dan cemas. Tidak mengharap dari Allah sesuatu yang ia tidak berhak atasnya dan tidak cemas atas sesuatu (jabatan) yang diletakkan Allah di tangannya. Bila setiap orang yang mempunyai tanggungjawab tidak melaksanakannya karena takut kepada Allah akan berubah menjadi buruk-sangka kepadaNya. Dan akan rusaklah tatanan dan tersia-siakanlah hak-hak mustadh’afin”.

Tantangan pilihan
Demikianlah, apa yang terjadi sepeninggal Khalifah Abu Bakar pun seperti yang diinginkannya. Sahabat Umar Ibn Khathab menjadi penggantinya. Pemimpin yang kuat dan amanah. Begitu kuatnya, sehingga kebenaran dan keadilan terjaga dan tak seorang-pun berani dan mampu melecehkannya. Begitu amanahnya, sehingga tak secuil-pun hak rakyat diabaikan.

Kini di hadapan kita berjejer calon-calon pemimpin dan penguasa negeri dan bangsa ini. Siapkah kira-kira mereka diukur dengan kriteria khalifah Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu ‘anhu di atas, meski tidak seperti alFaruq Umar  radhiyallahu ‘anhu  ?

Peringatan Allah & Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Allah Ta’ala berfirman : 

وقال لهم نبيهم إن الله قد بعث لكم طالوت ملكا ، قالوا أنى يكون له الملك علينا ونحن أحق بالملك منه ولم يؤت سعة من المال ، قال إن الله اصطفاه عليكم وزاده بسطة فى العلم والجسم والله يؤتى ملكه من يشاء ، والله واسع عليم {2/البقرة 247}

Dan Nabi mereka (Syamuel, seorang nabi bani Israil sesudah Musa ‘alaihissalam) berkata kepada mereka, “Sungguh Allah telah mengangkat Tholut menjadi raja kalian (yang akan mengomando perang membela bani Israil)”. Mereka menjawab, “Bagaimana Tholut mendapatkan kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak terhadap kerajaan ini daripada dia, sementara dia tidak dianugerahi harta yang melimpah”. Nabi mereka menjawab, “Allah telah memilih dia (menjadi raja) atas kalian dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik (orang terpintar dan tergagah di tengah bani Israil)”. Allah memberikan kerajaanNya kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah maha lapang anugerahNya dan maha mengetahui siapa yang berhak terhadap kerajaanNya. (QS. 2/alBaqarah 147; Tafsir alShawi 1/103).

ومنهم من يلمزك فى الصدقات ، فإن أعطوا منها رضوا وإن لم يعطوا منها إذا هم يسخطون {9/التوبة 58}
Dan di antara kaum munafik orang-orang yang mencibir kamu terhadap pembagian shadakah (ghanimah, zakat dan shadakah); jika mereka diberi bagian maka mereka ridha (suka, meng-iya-kan, simpati, mendukung) dan jika mereka tidak diberi bagian maka mereka marah (menyimpan kemarahan yang juga mungkin terluapkan; tidak suka, tidak meng-iya-kan, tidak simpati, tidak mendukung). (QS. 9/alTaubah 58; Tafsir alShawi 2/131).

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لا تزال أمتى بخير ما لم تر الأمانة مغنما والصدقة مغرما

Umatku akan selalu dalam kebaikan, selama amanah tidak menjadi (seperti) ghanimah (harta rampasan perang) dan shadakah menjadi (seperti) hutangan (yang harus dibayar, atau berbalas sesuatu)”.  

إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة
“Bila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat (kegagalan dan kehancuran)nya”.

============================================


Referensi :
Itmaam alwafaa’ fie sierah alkhulafaa’ (Muhammad Khudhori Bek), hal 60
Taariekh alkhulafaa’ (Jalaluddin alSuyuthi), hal 77
Izhah alnaasyi’ien (Mushthafa alGhulayini), hal 167
Majalah Mataair, edisi 20 tahun 2009, hal 6 (Gus Mus)
Tafsir alShawi 1/103
Tafsir alShawi 2/131


Kranji, 3 April 2014 M (3 Jumada alTsaniyah 1435 H).
ma’a tahiyaat, 
m afnan chafidh



K i a t 
 {Suksesi Khalifah Abu Bakar kepada Umar}

Prasasti suksesi kekhalifahan 
Dialog Abu Bakar vs Umar (alQawiyyul Amien)
Tantangan pilihan
Peringatan Allah & Rasulullah 
shallallaahu ‘alaihi wa sallam

oleh :
m afnan chafidh

Awal April 2014 M  -   Awal Jumadal Akhiroh 1435 H

Minggu, 08 Juni 2014